Minggu, 14 Oktober 2012

BUSANA ADAT ACEH BARAT


BUSANA ADAT ACEH BARAT

Aceh Barat dan Selatan memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan kawasan Aceh lainnya. Sementara produk asli yang merupakan bagian utama dari masyarakat tampak pada ukiran kayu, pembuatan senjata tajam, seni kerajinan sulam benang emas, sulam perca dan tenunan sutra. Meulaboh,Bubon dan Lamnau merupakan pusat kerajinan sulaman yang terkemuka untuk baju adat perkawinan(bajee cop meulaboh.).

Detail kopiah mukeutop Aceh Besar dan pinggir krah boy meukasah yang dihiasi dengan corak sulaman emas. Detail hiasan-hiasan dada, pinggang dan tangan pada busana wanita, upacara adat Aceh Besar yang terdiri atas kaluny bahru (leher). taloesusun Ihee (dada) dan taloe keuing (pinggang). Pergelangan tangan dihias oleh yleung pucok reubany (gelang pucuk rebung).

Jenis-jenis pakaian adat Aceh Barat yaitu :
  1. Ulee Balang untuk raja beserta keluarganya
  2. Ulee Balang Cut dan Ulama
  3. Patut-patut (pejabat negara), tokoh masyarakat clan cerdik pandai
  4. Rakyat jelata
Busana adat perkawinan - Linto Baro
Linto Baro, mempelai pria mengenakan tutup kepala, baju, celana, kain sarung,senjata, sepatu clan dan aksesoris lain. Tutup kepala adalah meukutop dililit oleh tengkulok clan tompok dari emas. Tangkulok terbuat dari kain tenunan, sedangkan tampok (tampuk) berupa hiasan berbentuk binatang persegi 8, bertingkat clan terbuat dari logam mulia atau sepuhannya.
Baju(baje) berupa jas terbuka berkancing dua, disebut baje kot dengan hiasan-hiasan kecemasan pada krah yakni sulu bayung. Disaku baju disematkan rantai emas berujung arloji. Dibagian dalam baju dikenakan kemeja tangan panjang berwarna putih. Gaya baje lainnya adalah berbentuk jas tutup berkancing lima. Hiasan sulu bayung tersemat di dada membentuk huruf v, lengkap dengan rantai arloji. Gaya baje ini tidak berbaju dalam putih sebagaimana pada baje jas terbuka.
Celana dalam bahasa daerah disebut siluweue, berbentuk runcing kebawah, terbuat dari kain wol serupa dengan baju (jas). Sarung, istilah daerahnya adalah ija krong, terbuat dari sutera dalam teknik songket, umumnya dengan warna dasar gelap.
Senjata yang disandang adalah rencong atau siwah berkepala emas atau perak yang berukir clan bertahtakan permata

Sepatu, berwarna hitam sedangkan aneka aksesoris terbuat dari emas antara lain talo takue, sejenis kalung pada leher.Perhiasan pada bagian kepala meliputi sunting,­sunting keemasan yang amat dekoratif clan terdiri atas berbagai bentuk flora yang disebut culok. Culok Dara Baro, mempelai wanita, memakai perangkat busana yang lebih rumit dari mempelai pria, mulai dari berbagai perhiasan kepala, baju, celana, kain sarung, selendang, tali pinggang serta aksesoris,­aksesoris lainnya pada leher dan jari ini memiliki namanya masing-masing seperti culok ok bungong, got-got, bungong sunting clan sisir. Selain itu ada juga hiasan bunga-bungaan asli, bungong pekan, seperti bungan jeumpa, bungong seulango clan sebagainya. Pada telinga terpasang subang­subang besar yang bertatahkan permata subang meukundam walaupun dewasa ini sudah amat jarang dipakai dan diganti dengan kerabu.
 Dahi dihiasi phatam doi, berbentuk mahkota melingkar dari kiri kekanan terbuat dari emas berukir.Baju terbuat dari kain bermutu, biasanya sutera, berlengan panjang dalam pilihan warna kuning, merah, hijau atau lembayung. Warna kuning biasanya dikenakan oleh keturunan bangsawan. Kancing baju terbuat dari emas atau perak, terletak pada lengan clan bagian dada. Kalung tergantung pada leher yaitu talo taku boh aron, talo gulee clan lain-lainnya, terbuat dari emas.
 Selain itu terdapat pula simplah,sejenis perhiasan berbentuk bintang yang terangkai oleh rantai dan digantung pada kedua pundak dalam posisi tersilang didada dan kebelakang. Celana terbuat dari sutera, berwarna hitam atau lembayung tidak serupa dengan warna baju. Istilah Aceh Barat untuk celana ini adalah siluweue meutunyong, berbentuk lurus dengan sulaman terbuat dari kain berwarna merah. Kain sarung yang dipakai ada kain ija plang dan ija lunggi, yang dililit di luar baju dari pinggang sampai sejengkal di atas ujung celana sehingga hiasan pada celana masih tampak. Tali pinggang, sebagai pengikat kain sarung disebut talo kiing mue ulee terbuat dari emas atau perak.
Hiasan pada lengan dan dahi adalah gelang meupeuta, pucok, puta awe, berbentuk bulat, dari emas, perak atau suasa. Sedang jari-jemari tangan dihiasi cincin emas berbagai jenis bertatahkan intan berlian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar